Jumat, 27 Juni 2014

Berikan Energi Murah dan Bersih (Gas Bumi) Kepada Bangsa Asing yang Kaya, dan Pakai Saja Energi Mahal (BBM) Walau Miskin


  1.   Pendapatan Ekspor Gas Bumi Hanya Setengah Belanja Impor BBM dan Minyak Mentah
  2. Harga Ekspor LNG Tangguh Yang Terlalu Rendah
  3. PLN Buat Listrik impor BBM Singapura, Singapura Buat Listrik Impor Gas Indonesia
Mendengar visi dan misi para capres 2014 sungguh membanggakan terutama terkait dengan kemandirian energi. Untuk itu saya berdoa semoga para capres ini dapat mewujudkan cita-cita luhurnya nanti ketika telah menjadi presiden. Melalui tulisan ini, saya ingin membantu capres menggali perihal apa yang harus dicermati manakala telah menjadi presiden nantinya.
1.   Pendapatan Ekspor Gas Bumi Hanya Setengahnya Belanja Impor BBM & Crude
Mencermati data 5 tahun terakhir (2009 s/d 2013), yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia dalam Laporan Neraca Pembayan Indonesia Kuartalan, menunjukan kesimpulan sebagai berikut:
  • Pendapatan yang diperoleh dari ekspor Gas Bumi tidak cukup untuk menutupi belanja impor Minyak Mentah dan BBM
  • Jumlah Gas Bumi yang diekspor dalam perioda 5 tahun terakhir mencapai 6.952 juta MMBtu atau sekitar 1.249 juta BOE (Barrel Oil Equivalent) dengan perolehan pendapatan sebanyak USD 74 milyar, atau sekitar Rp 740 triliun. Dengan demikian pendapatan rata-rata dari ekspor Gas Bumi pertahun adalah Rp 148 triliun
  • Namun pada saat yang sama jumlah Minyak Mentah dan BBM yang diimpor mencapai 1.458 juta barrel dengan biaya impor sebanyak USD 150 milyar, atau sekitar Rp 1.500 triliun. Dengan demikian belanja impor Minyak Mentah dan BBM pertahun adalah sekitar Rp 300 triliun.
  • Dengan demikian selama 5 tahun terakhir terdapat defisit neraca pembayaran ekspor Gas Bumi terhadap impor Minyak Mentah, alias tekor sebanyak USD 76 milyar, atau sekitar Rp 760 triliun. Dengan demikian rata-rata tekor pertahunnya adalah sebesar Rp 152 triliun.
  • Seandainya Gas Bumi tidak diekspor dan digunakan untuk mengganti BBM, maka sepanjang 5 tahun terakhir, maka Indonesia hanya membutuhkan impor Minyak Mentah dan BBM yang sangat kecil, yaitu hanya sebanyak 210 juta barrel. Dengan demikian hanya membutuhkan impor Minyak Mentah dan BBM rata-rata pertahunnya sebesar 42 juta barrel dengan nilai Rp 43 triliun.
  • Dengan demikian, seandainya Gas Bumi tidak diekspor dan digunakan untuk mengganti BBM, maka pertahunnya kita dapat menghemat impor Minyak Mentah dan BBM sebesar (300 – 43) = Rp 257 triliun.
  • Berikut data impor Minyak Mentah dan BBM, serta ekspor Gas Bumi 5 tahun terakhir dari 2009 s/d 2013

Dari penjelasan tersebut di atas, semoga para capres dapat mengatasi persoalan ini, sehingga pemanfaatan gas bumi untuk kebuthan energi di dalam negeri dapat ditingkatkan secara signifikan, sebab kalau tidak jangankan menjadi macan mengaum, lepas dar julukan bangsa bodohpun sulit. Gimana tidak bodoh 1500 triliun rupiah kok hanya ditukar 740 triliun rupiah
2. Renegosiasi LNG Tangguh (Harga LNG Tangguh Terlalu Rendah)
Para capres tentu akan diangkat menjadi manusia setengah dewa apabila dapat merenegosiasi kontrak LNG Tangguh dengan Pemerintah Tiongkok, sebab dengan formula harga LNG Tangguh saat ini, menyebabkan harga LNG menjadi sangat rendah. Berikut formula LNG Tangguh:
Formula trsebut di atas menunjukan jika harga Mnyak Mentah lebih dari USD 43.17/barrel, maka harga LNG tetap stagnan pada harga sekitar USD 4.32/MMBtu. Berbeda dengan formula LNG Alaska dan LNG Bontang, apabila harga Minyak Mentah naik, maka harga LNG juga naik, tanpa ada batas sampai harga Minyak Mentah tertentu sebagaimana Formula harga LNG Tangguh. Adapun Formula harga LNG Bontang atau Alaska ditunjukkan melalui persamaan dan gambar berikut:

 

3. PLN Buat Listrik Impor BBM Mahal Singapura, Singapura Buat Listrik Impor Gas Murah Indonesia

Kita perlu contoh Kepintaran Singapura, jangan heran menjadi kaya raya, bayangkan Singapore Power membuat listrik dengan menggunakan bahan bakar murah yaitu gas bumi yang diimpor dari Indonesia, sementara itu pada saat yang sama PT PLN membuat listrik dengan menggunakan BBM yang harganya 2 kali lipat dari Gas Bumi dan di impor dari Singapura. Ironi…
Dalam debat Cawapres beberapa waktu lalu terungkap dugaan ekonomi Indonesia dikuasai oleh 4 mafia. Ada mafia minyak, mafia gula, mafia sapi, dan mafia benih.

Pengamat Ekonomi Faisal Basri mengungkapkan siapa mafia minyak yang selama ini ada di Indonesia. Menurut Faisal, mafia tersebut sangat senang Indonesia makin banyak mengimpor minyak, kilang minyak tidak terbangun dan anggaran subsidi BBM meningkat, siapa dia?
Semoga para capres dapat mewujudkan harapan ini.




Tidak ada komentar: