Rabu, 22 Maret 2017

Struktur Biaya Listrik Dengan Pembangkit Berbahan Bakar Gas Bumi, Mulai dari Well Head sampai ke Rumah Tangga




Dengan melihat komponen TDL diatas, tentu lebih tepat jika kigiatan-kegiatan yang membutuhkan biaya besarlah yang perlu diefisienkan seperti efisiensi turbin gas yang paling besar membebani TDL (Rp 780 / kwh), ketimbang mengkririsi tarif pengangkutan gas bumi melalui pipa transmisi dan distribusi gas bumi yang hanya memberi konstribusi beban TDL sangat kecil yaitu hanya sebesar Rp 140 / kwh.

Untuk menekan TDL langkah yang paling tepat adalah meningkatakan efisiensi PLTG, dengan menerapkan combine cycle sehingga bisa meningkatkan efisensi dari 34% katakanlah menjadi 60%. Dengan demikian biaya thermal loss bisa ditekan dan dapat menurunkan TDL secara signifikan.



Senin, 13 Maret 2017

Rahasia Kompor Pelet Kayu, Bukan Teknologi Baru, Yang Dapat Dibuat Sendiri Oleh Anda Dirumah HASIL PENELITIAN INI MENJADI DOMAIN PUBLIK, SIAPAPUN BOLEH MENGGUNAKANNYA



Kompor Berbahan Bakar Pelet Kayu, bukan barang baru, dan teknologinya sangat sederhana. Saya membuat kompor pelet kayu  ini sesederhana mungkin agar masyarakat dapat membuat sendiri. Untuk mengantisipasi manakala LPG Subsidi dihapus dan masyarakat terbebani dengan harga LPG yang mahal, maka mereka (masyarakat duafa) dapat menggunakan pelet kayu sebagai pengganti LPG dengan menggunakan kompor pelet yang mampu mereka buat sendiri dan murah. Untuk saat ini memang penggunaan pelet kayu belum bisa menandingi LPG Subsidi, karena jatuhnya lebih mahal atau lebih boros, sebab harga LPG Subsidi masih murah.

Sebagai gambaran, kompor ini mempunyai kapasitas pelet kayu sebanyak 700 gram yang dapat menyala sekitar 45 menit. Jadi kalau dalam 1 hari kita memasak selama 4 jam, maka dibutuhkan pelet sebanyak 3,73 kg. Padahal harga pelet kayu sekitar Rp 2.500/kg. Jadi sehari membutuhkan belanja pelet sebesar  Rp 9.325, atau sebulan sebesar Rp 279.750

Untuk itu jangan percaya kalau ada orang menyatakan lebih hemat menggunakan pelet kayu ketimbang  LPG, sebab mereka menghitungnya hanya berdasarkan besar nilai kalori masing masing saja. Lebih jelasnya penggunaan pelet kayu ini tidak akan menarik masyarakat jika harga pelet kayu saat ini sekitar Rp 2.500 per kg sehingga belanja perbulannya Rp 279.750. Misalkan konsumsi LPG Subsidi rumah tangga perbulan 3 botol dan harga per botol Rp 18.000,  maka sebulan Rp 54.000. Dengan demikian tingkat kemahalan penggunaan pelet kayu adalah  5 kali lipat. Artinya penggunan pelet kayu akan menjadi lebih ekonomis dari penggunaan LPG jika harga pelet kayu 1/5 dari harga LPG.  Jadi misalkan harga LPG Rp 6.000 per kg, maka harga pelet kayu maksimum adalah Rp 1.200 per kg.

Oleh karena itu jika anda melihat youtube tentang kompor pelet, ada tayangan yang menyalahkan Pemerintah dengan pernyataan sebab kompor peletnya tidak laku di dalam negeri disebabkan karena pemerintah tidak menghargai penemuan anak bangsa, jangan percaya dengan alasan yang bombastis tersebut. Sebab alasanya bukan itu tetapi semata karena harga pelet kayu saat ini yang sekitar Rp 2.500 per kg tidak dapat betsaing dengan LPG Subsidi karena harga per kg nya sekitar Rp 6.000 per kg. Jika harga LPG per kg Rp 12.500 baru pelet kayu mulai menarik untuk digunakan.

Oleh karena itu pernyataan bahwa pemerintah tidak peduli dengan karya anak bangsa yang membuat satu model dari puluhan model kompor pelet yang telah dibuat banyak orang sungguh berlebihan dan tidak mempunyai dasar yang masuk akal. Lebih elegan dengan mengatakan Pemerintah perlu memberi bantuan seperti subsidi bahan bakar pelet kayu agar kompornya laku di jual di dalam negeri, sebab penyebab utamanya terletak pada harga pellet kayu saat ini yang belum kompetitif dengan harga LPG Subsidi.

Terkait dengat telah banyaknya penelitian tentang kompor pelet, saya hanya melakukan penelitian terhadap optimasi udara yang dibutuhkan untuk pembakaraan pelet kayu, yaitu dengan membuat mekanisme udara primer, sekunder dan tersier, dan akhirnya mendapatkan model kompor sebagaimana yang ditunjukkan pads vidio di atas, dan foto-foto di bawah.

Selanjutnys saya uraikan tentang kompor pelet hasil penelitian sebagai berikut.

Bentuk dan struktur kompor ini sangat sederhana sehingga dapat dibuat oleh bengkel-bengkel las di kampung anda, sehingga dapat dijadikan peluang usaha kecil kecilan skala home industri bagi masyarakat kecil di kampung-kampung.

Biaya membuat kompor ini sekitar Rp 150.000. Biaya tersebut meliputi biaya bahan dan ongkos tukang las. Jadi kalau dibuat oleh tukang las sendiri mungkin hanya Rp 100.000. Kalau  beli kompor pelet kayu sebagaimana yang diiklankan di Youttube harganya mahal Rp 330.000 s/d Rp 500.000, dengan kualitas mungkin tidak sebagus kompor ini.

Penjelasa bentuk struktur kompor tidak rinci hanya berupa narasi sebab saya tidak bisa menggambar. Akan tetspi jika pingin tahu secara rinci silahkan datang kerumah untuk melihat secara langsung bentuk dan struktur kompor trrsebut.

Begini, potong pipa diameter 4 cm, panjang 20 cm, Kemudian bagian atas pipa, dari atas kira-kira 1 cm, buatlah lubang melingkari pipa dengan bor ukuran 5, dengan jarak antar lubang sekitar 2 mm. Setelah itu lubang atas di tutup dengan pelat, biarkan lubang bawah pipa tetap terbuka.

Kemudian cari pipa ukuran diameter 12 cm, panjang 25 cm, lalu dari bagian atas pipa kurang lebih dengan jarak 3 cm, buatlah lubang melingkar pipa dengan mata bor ukuran 5, dengan jarak 2 mm. Pada bagian bawah pipa, dari bagian bawah sekitar 1 cm, buatlah lubang dengan bor ukuran 4 atau 3 1/2, melingkari pipa dengan jarak 25 mm.

Pipa diameter 4 cm dan 12 cm tersebut di atas, ditautkan pada bagian bawah dengan pelat, sehingga bagian bawah anulus antar pipa tersebut tertutup.

Susunan pipa diameter 4 cm dan 12 cm tersebut diatas dinamakan sebagai BURNER

Kemudian bikin TABUNG ALIRAN UDARA sebagai berikut
Buat tabung dari pelat dengan diameter 18 cm, panjang sekitar 35 cm. Bagian atas tabung ditempeL pelat orifis dengan diameter luar 18 cm dan diameter dalam 12 cm.

Setelah itu pipa BURNER dimasukkan kedalam TABUNG ALIRAN UDARA, dan pada bagian bawah atau samping bawah TABUNG ALIRAN UDARA, dipasang FAN untuk suplai udara.

BURNER kemudian diisi pelet kayu, dan dibakar dengan bantuan sesendok teh sepirtus atau minyak tanah yang dituangkan pada permukaan pellet.

Lubang pada pipa BURNER bagian berfungsi mensuplai udara primer yang berasal dari FAN. Lubang pipa BURNER bagian atas berfungsi mensupali udara sekunnder yang ditiupkan FAN
Lubang pipa pipa yang berdiametr 4 cm bagian atas berfungsi mensuplai udara tersier dari FAN

Besar lubang dan jumlah lubang pada burner dan kecepatan udara dari FAN sangat mempengaruhi kesempurnaan pembakaran. Jadi dapat divariabelkan.

Kompor ini sama sekali tak berasap dan tidak menimbulkan jelaga pada panci, bandingkan kompor yang dijual Rp 350.000 yang diiklankan di youtube, yang sempat aku beli. Yang mana kompor tersebut menimbulkan jelaga pada pantat panci.










Adapun mekanisme reaksi pembakaran pada kompor ini, adalah sebagai berikut.

Pelet kayu dimasukkan kedalam tabung burner kemudian permukaan pelet dituangi sedikit spirtus lalu dinyalakan.

Udara dari bagian bawah terdorong oleh kipas masing-masing, sebagian menuju deretan lubang-lubang yang terletak pada bagian bawah tabung burner besar dan disebut sebagai aliran udara primer, sebagian aliran udara akan mengalir didalam pipa kecil menuju deretan lubang-lubang kecil pada bagian atas pipa kecil tersebut yang kemudian disebut sebagai udara sekunder, dan sebagian udara mengalir pada anulus antara tabung terluar kompor dan tabung burner besar menuju deretan lubang-lubang kecil yang terdapat dibagian atas tabung burner besar.

Udara primer berfungsi mensuplai oksigen untuk menciptakan reaksi pembakaran pada pelet. Tidak semua gas yang keluar dari tubuh pelet (proses pirolisis) dapat terbakar, gas yang tidak terbakar ini akan mengalir ke atas dalam bentuk asap.

Udara sekuder yang mengalir pada bagian dalam pipa kecil medapat pemanasan dari dinding pipa dan keluar melewati lubang-lubang dibagian atas pipa berfungsi mensuplai oksigen panas untuk menciptakan reaksi pembakaran terhadap asap yang tidak terbakar oleh suplai oksigen pada aliran udara primer.

Udara tetsier berfungsi sebagai mana udara sekunder, yaitu mensuplai oksigen untuk membakar asap yang tidak terbakar oleh aliran udara sekunder.

Dengan demikian, udara sekunder dan tersier yang bersuhu tinggi ini, berfungsi membakar asap, sehingga pembakaran menjadi lebih sempurna dan menghilangkan asap pada gas hasil pembakaran (flue gas). Sehingga kompor uni menjadi tidal berasap dan hanya meninggalkan sedikit jelaga pada permukaan bawah dari wadah yang digunalan untuk memasak.

Dengan demikian, untuk meningkatkan efisiensi dan kesempurnaan pembakaran pada komor ini, anda dapat melakukan sendiri dengan mengubah ubah diameter dan jumlah lubang pada deretan lubang-lubang burner dan kecepatan atau rpm dari kipas (fan).

Dari uraian di atas, maka anda dapat menyimpulkan bahwa kompor ini sangat sederhana dan bukan merupakan teknologi atau penemuan baru yang patut di bsngga banggakan. Oleh karena itu saya berharap anda dapat melanjutkan penelitian ini, sehingga anda dapat mendisain dan membuat kompor-kompor pelet kayu yang lebih efisien tanpa harus memiliki ilmu yang tinggi-tinggi, sebab rahasianya hanya pada suplai udara primer, sekunder, dan tersier sebagaimana telah diuraikan di atas.

NYALA YANG BERWARNA KEPUTUHAN ATAU MEBDEKATI BIRU DAN MENIMBULKAN SUARA SOOOOS NYARING MENUNJUKKAN PRMBAKARAN SEMPURNA DIMANA KECEPATAN GAS SESUAI DENGAN FLAME BELOCITY SEHINGGA NYALA API TAK BERASAP DAN TAK MENIMBULKAN JELAGA

NYALA PANJANG BERWARNA KUNING, MELIUK LIUK TAK BERATURAN DAN TIDAK BERBUNYI MENUNJUKKAN PEMBAKARAN TIDAK SEMPURNA KARENA KECEPATAN GAS LEBIH RENDAH DARI FLAME VELOCITY SEHINGGA HASIL PEMBAKARAN MENIMBULKAN ASAP DAN JELAGA

Lihat teori dasar burner pada blok ini yg ditulis sebelumnya